Merindukan Kasih Sayang Ibu ketika Berhijrah
Di dalam aliran darah,kenanganmu tumpah ruah. Setiap aku kehilangan arah, atau marah terlalu parah, kau tunjukkan cara berserah, kau ajarkan untuk tak menyerah.
Ibu... sejauh apapun langkah kau adalah rumah untuk ku kembali pulang.
Tepat hari ini, 18 Tahun yang lalu engkau memperjuangkan ku untuk melihat indahnya dunia.
Terima kasih ibu, aku menyayangimu sangat menyayangimu, semoga Allah selalu melindungimu
Amin Amin Allahumma Amin
Aku merindukanmu Ibu...
Untuk Malaikat Kecilku,Ibu
Aku tidak tahu, sampai kapan aku bisa menemani setiap langkahm. Aku tidak yakin,apakah esok... lusa... ataupun detik berikutnya aku masih bisa menikmati senyum yang tak pernah berubah itu. Kau malaikat hidupku. Hadir, ditangisan pertamaku hingga tangisanku yang terakhir ini. Ada di setiap rasa lelah dan kesaktianku. Ketika aku terbaring, kau seakan ikut terbaring walupun kulihat kau duduk di sampingku. Kau seolah mengambil rasa sakitku dengan baik. Senyum pahit yang kukeluarkan karena sakit, kau balas dengan senyum abadi. Yang dengan abadi bahwa kau akan selalu menemaniku. Hingga aku dapat berlari kembali, tertawa kembali. Terima Kasih. Akan selalu kukenang.
Aku ingat , ketika aku kecil. Kau yang pertama kali mengenaliku pada dunia. Pada apa yang menjadi keyakinanmu selama ini. Tuhan. Kau ajarkan aku untuk berwudhu. Menghafal surat Al-Fatihah, membaca ayat suci Al-Qur'an. Di setiap detik hidupmu, aku selalu menyempatkan untuk mendoakanku. Agar aku kelak menjadi sesorang yang berguna, selalu bahagia dan mendapatkan pendamping yang terbaik. Untukku dan Agamaku."
.
.
.
Terima kasih malaikat hidupku, Ibu.
Ibu... sejauh apapun langkah kau adalah rumah untuk ku kembali pulang.
Tepat hari ini, 18 Tahun yang lalu engkau memperjuangkan ku untuk melihat indahnya dunia.
Terima kasih ibu, aku menyayangimu sangat menyayangimu, semoga Allah selalu melindungimu
Amin Amin Allahumma Amin
Aku merindukanmu Ibu...
Untuk Malaikat Kecilku,Ibu
Aku tidak tahu, sampai kapan aku bisa menemani setiap langkahm. Aku tidak yakin,apakah esok... lusa... ataupun detik berikutnya aku masih bisa menikmati senyum yang tak pernah berubah itu. Kau malaikat hidupku. Hadir, ditangisan pertamaku hingga tangisanku yang terakhir ini. Ada di setiap rasa lelah dan kesaktianku. Ketika aku terbaring, kau seakan ikut terbaring walupun kulihat kau duduk di sampingku. Kau seolah mengambil rasa sakitku dengan baik. Senyum pahit yang kukeluarkan karena sakit, kau balas dengan senyum abadi. Yang dengan abadi bahwa kau akan selalu menemaniku. Hingga aku dapat berlari kembali, tertawa kembali. Terima Kasih. Akan selalu kukenang.
Aku ingat , ketika aku kecil. Kau yang pertama kali mengenaliku pada dunia. Pada apa yang menjadi keyakinanmu selama ini. Tuhan. Kau ajarkan aku untuk berwudhu. Menghafal surat Al-Fatihah, membaca ayat suci Al-Qur'an. Di setiap detik hidupmu, aku selalu menyempatkan untuk mendoakanku. Agar aku kelak menjadi sesorang yang berguna, selalu bahagia dan mendapatkan pendamping yang terbaik. Untukku dan Agamaku."
.
.
.
Terima kasih malaikat hidupku, Ibu.
Komentar
Posting Komentar